Aku Ingin Menjadi Hamba-Mu Ya….. Allah


Aku Ingin Menjadi Hamba-Mu Ya….. Allah



وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


“Bertaubatlah kamu kepada Allah hei orang-orang yang beriman,
supaya kamu beruntung.”
( QS. An-Nur: 31)

Setiap orang itu mempunyai masa lalu. Ada yang masa lalunya itu kelam dan ada pula yang masa lalunya itu terang benderang. Kebanyakan orang punya masa lalu yang suram, tetapi hendaknya masa lalu kelam itu bukan menjadi beban hidup melainkan menjadi pelajaran berharga baginya untuk meniti kehidupan selanjutnya. Sejarah menyimpan sejuta hikmah dan pelajaran berharga. Orang yang ingin memperbaiki diri tentu akan terampil mengevaluasi diri atas kekurangan yang pernah dilakukan sebelumnya. Manusia memang tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang luput dari perbuatan dosa. Manusia yang baik adalah manusia yang sadar akan perbuatannya dan kemudian bertaubat dari dosa.

Coba kita lihat potret kehidupan kita, betapa cepat waktu berlalu dan banyak perubahan yang kita alami. Kalau usia kita ditaqdirkan 63 tahun mengikuti usia Nabi Muhammad SAW, sedangkan usia yang sudah kita pakai itu 35 tahun berarti kita masih akan menjalani hidup tinggal 23 tahun lagi. 23 tahun terarhir ini sangat cepat kita lalui beriringan dengan perputaran jarum jam. Selama waktu ini pernahkah kita ini mengoreksi diri akan perbuatan salah dan dosa yang gemar kita lakukan? Dan bagaimana jika kita bandingkan dengan kebaikan yang kita lakukan? Apakah timbangannya lebih berat kebaikannya atau sebaliknya? Ternyata hati tidak dapat dipungkiri, dosa dan maksiat lebih berat dari pada kebaikannya. Padahal tidak ada satu amal yang kita lakukan, kecuali Allah mengawasi dan menyiapkan balasan.

Renungan demi renungan yang kita lakukan menjadikan diri kita banyak menyesali hidup kelam. Rasanya tipis kita lolos dari murka Allah. Neraka yang membara siap menerima jasad pelaku maksiat. Sedangkan amal kebaikan kita tak tahu apakah Dia mau menerima atau ditolaknya. Lebih lagi, setiap perbuatan buruk akan menghasilkan keburukan. Setiap dosa dan maksiat akan meninggalkan penyesalan dan hukuman. Tak satupun yang dapat lari dari hukum Allah. Tidak ada penyesalan yang muncul, tidak ada kesedihan yang timbul, tidak ada kesulitan yang melilit, kecuali kita sendiri yang mengundangnya. Kelakuan buruk berbuah keburukan. Kelakuan baik berbuah kebaikan. Keburukan akan meninggalkan kesedihan dan kebaikan mewariskan ketentraman.

Walaupun demikian, orang mukmin dilarang berputus asa akan rahmat Allah kendati dia bergelimang dosa. Allah awas terhadap kelakuan buruk seseorang. Dia siapkan balasan baginya dan Dia sediakan ampunan bagi hamba yang menginginkannya. Allah undang semua hambanya yang berdosa agar segera menjemput karunia Allah berupa ampunan-Nya. Allah lupakan perhitungan amal bagi hamba yang sungguh bertaubat kepada Allah. Walaupun dosanya memenuhi langit dan bumi, selama matahari belum terbit dari barat, dan nafas tersendat ditenggorokan., jika dia benar-benar bertaubat, maka Allah akan terima taubatnya. Bahkan dia akan digolongkan sebagai orang yang mendapat kasih sayang Allah.

مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِرواه مسلم

“Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat,maka Allah berkenan menerima taubatnya.” (HR.Muslim)

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْرواه الترمذي

“Sejatinya Allah terima taubat hamba selagi nyawa belum sampai tenggorokan.” (HR.Turmudzy)

Ada sebuah kisah yang penting untuk diketahui, yaitu kisah seorang pemuda yang menzinahi mayat.
Pada suatu hati Umar bin Khathab menghadap Nabi Muhammad SAW seraya menangis, maka Nabi SAW segera menegurnya seraya bersabda: ” Hai Umar, mengapa engkau menangis?”

Umar : “Wahai Rasulallah, di depan pintu sana seorang pemuda yang menangis sedih, sehingga aku sangat iba kepadanya”.
Nabi : “Coba engkau suruh masuk!”

Kemudian sahabat Umar mempersilahkan pemuda itu agar masuk. Dia masuk ke rumah Nabi SAW dalam keadaan masih menangis. Nabi SAW bertanya: “Hai anak muda, apakah yang menyebabkan kamu menangis?”

Pemuda : “Ya Rasulallah, aku menangisi dosa-dosaku yang terlalu besar. Aku begitu takut atas murka Allah Yang Maha Kuasa!”
Nabi : “Apakah kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu?”
Pemuda : “Tidak.”
Nabi : “Apakah kamu membunuh orang tanpa ada alasan yang dibenarkan syara’?”
Pemuda : “Tidak.”
Nabi : “Sekiranya kamu melakukan dosa hingga memenuhi tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi sekalipun, Allah masih akan mengampunimu asalkan kamu mau bertaubat dengan sungguh-sungguh!”
Pemuda : “Ya Rasulallah, dosaku melebihi gunung yang besar dan melebihi tujuh lapis langit!”
Nabi : “Apakah dosamu melebihi kursi Allah?”
Pemuda : “Benar ya Rasulallah!”
Nabi : “Apakah melebihi Arasy?”
Pemuda : “Benar ya Rasullah!”
Nabi : “Apakah dosamu lebih besar dari pada rahmat Allah?”
Pemuda : “Tidak, rahmat Allah tentu lebih besar dan lebih luas dari dosaku.”
Nabi : “Lalu apa sebenarnya dosamu itu?”
Pemuda : “Ya Rasulallah, aku malu mengatakannya!”
Nabi : “Sudahlah! Kamu tidak perlu merasa malu kepadaku! Coba ceritakan dosa apa yang telah kamu perbuat!”



Pemuda itu kemudian menceritakan secara panjang lebar:
Ya Rasulallah, pekerjaanku adalah penggali kubur. Ini telah kulakukan semenjak tujuh tahun yang lalu. Suatu hari ada seorang putrid cantik dari kaum Anshar yang meninggal dunia. Aku jatuh cinta kepadanya, sehingga setelah ia dikebumikan, terpaksa aku bongkar kuburannya dan aku ambil jenazahnya. Lalu kubuka kain kafannya dan ia aku gauli. Setan ternyata terlalu kuat bisikkannya.

Setelah itu, jenazah tersebut berbicara kepadaku: “Wahai pemuda terkutuk, tidakkah kamu merasa malu kepada Allah? Ingatlah akan suatu hari di mana Allah akan menghukumi semua orang dan mengambil haknya orang yang teraniaya. Kau telah mempermalukan aku dengan begitu keji! Kau tinggalkan diriku dalam keadaan telanjang ditengah-tengah perkampungan orang mati. Kau jadikan pula diriku dalam keadaan junub di hadapan Allah!”

Rasulallah SAW berdiri, dan dengna penuh murka beliau bersabda: “Hai pemuda terlaknat, pergilah jauh-jauh dariku. Sungguh tidak ada lagi balasan bagimu selain jahannam!”

Mendengar sabda Rasulallah itu, maka pergilah pemuda itu dengan hati yang sangat pedihbagai tersayat sembilu. Ia meratap dan pergi ke padang pasir. Ia tak mau makan dan tak mau minumserta tak bisa tidur selama tujuh hari. Maka habislah kekuatannya, hingga jatuh tergeletak di padang pasir. Wajahnya disungkurkan di atas pasir seraya berdoa: “Ya Tuhanku! Akulah hamba-Mu yang hidup berlumuran dosa dan noda! Aku coba datang ke pintuRasul-Mu, kiranya beliau berkenan menolongku di sisi-Mu.

Namun, ketika beliau mengetahui dosaku yang begitu besar, beliau mengusirku dan menutup pintu taubat-Mu. Ya Allah, hari ini aku mencoba mengetuk pintu taubat-Mu, kiranya Engkau mengampuniku dengan kasih sayang-Mu. Engkaulah satu-satunya harapanku, maka limpahkan sepercik Kasih-Mu ya Allah! Sekiranya Engkau tak berkenan mengirim api neraka, bakarlah tubuhku di dunia-Mu ini, sebelum Engkau membakar diriku di akhirat-Mu!”

Maka datanglah malaikat Jibril as menghadap Nabi SAW seraya berkata: “Hai Nabi Muhammad SAW, Allah SWT menyampaikan salam kepadamu!”

Nabi : “Dialah As-Sala (Sang Penyelamat), keselamatan hanya datang dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya”.
Jibril : “Allah telah berfirman kepadamu: “Apakah kamu pernah menciptakan makhluk?”
Nabi : “Dialah Yang Menciptakan semua makhluk termasuk diriku!”
Jibril : “Allah berfirman: “Engkaukah yang berhak menerima taubat dari para hamba-Nya?”
Nabi : “Hanya Dialah Sang Pemberi riski, termasuk kepadaku”.
Jibril : “Allah berfirman: “Engkaukah yang berhak menerima taubat dari para hamba-Nya?”
Nabi : “Hanya Dia Yang Berhak Menerima taubat para hamba-Nya dan mengampuninya!”
Jibril : “Allah berfirman kepadamu: “Telah Ku kirimkan salah seorang hamba hamba-Ku kepadamu dengan mengutarakan satu dosa yang telah dia lakukan. Namu kamu mengusirnya dan marah besar hanya dengan satu dosa saja! Lalu bagaimana halnya dengan orang-orang mukmin di masa mendatang, jika mereka kelak bertaubat dari dosa-dosa mereka yang lebih banyak dan lebih besar lagi, melebihi besarnya gunung-gunung raksasa? Ingatlah bahwa kamu adalah seorang utusan-Ku sebagai rahmat seluruh alam. Maka jadilah orang yang mengasihi sesama mukmin, tunjukkanlah orang-orang yang telah berbuat dosa dan maafkanlah kesalahan dan kekeliruan para hamba-Ku, niscaya Ku-ampuni dosanya dan kuterima taubatnya!”

Kemudian Nabi SAW segera mengutus beberapa orang sahabat untuk mencari pemuda yang dimaksud dan memberi kabar gembira kepadanya bahwa dosanya telah diampuni Allah SWT. Subhanallah, Maha Suci Allah dan Maha Pengampun atas dosa-dosa hamba-hamba yang khilaf.

Karena itu, Allah SWT mengundang semua hamba-hamba-Nya agar segera bertaubat dari dosa dan noda yang pernah dilakukan semasa hidupnya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (At-Tahrim:8) Dan sungguh Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang yang terus-menerus mensucikan dirinya dari kesalahan waktu berbicara, saat berbuat, saat berfikir dan dosa-dosa yang bersarang di hatinya. Allah berfirman: “Ssungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah:222).

Dengan bertaubat kepada Allah, hamba akan memperoleh rahmat-Nya. Dia akan menjadi kekasih Allah SWT. Istiqomah bertaubat dapat mendekatkan diri kepada Allah. Semakin kita merenungi kekurangan diri dan kesalahan diri, hati kita akan selalu berharap rahmat dan ampunan Allah. Dengan demikian, taubat dapat menjadikan hamba yang lemah ini selalu dekat dan bersama Allah SWT. Tiada kebahagian hamba beriman selain Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya dan menerima taubatnya. Semoga terbula lebar-lebar pintu taubat Allah untuk kita, sehingga kita selalu meniti jalan hidup dibawah naungan dan bimbingan Allah SWT

from other milis

Categories:

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.